
Liga Europa – Pasukan Mikel Arteta kembali menunjukkan gaya bermain impresif dan keberanian menyerang. Kali ini para pemain muda-lah yang mencuri perhatian dengan meraih skor telak 4-1, di Emirates Stadium, Jumat (6/11/2020) dini hari WIB.
Hasil akhir ini mengenaskan bagi Molde, yang sebenarnya memberikan perlawanan sepadan. Arsenal pun sempat kesulitan karena membuang beberapa peluang dan kebobolan terlebih dahulu.
Nicolas Pepe tampil apik, Bukayo Saka pun memuaskan, tapi pertandingan kali ini jadi panggung Joe Willock, si bocah 21 tahun.
Willock sempat kesulitan di era Unai Emery, kini dia mendapatkan lebih banyak kesempatan bersama Arteta. Performanya kontra Molde kali ini patut diacungi jempol.
Dia merupakan pemain paling berbahaya Arsenal pada pertandingan ini. Dia terlibat pada dua gol bunuh diri Molde. Dan seharusnya dia bisa mencetak lebih dari satu gol.
Jika Willock terus bermain seperti ini, bukan tidak mungkin dia akan memaksa Arteta mengubah Starting XI-nya di Premier League. Paling tidak dia mendapatkan kesempatan pada beberapa laga Arsenal berikutnya.
Arteta pun merotasi barisan bek untuk pertandingan ini. Hector Belelrin dan Kieran Tierney diisitrahatkan, ada Ainsley Maitland-Niles dan Sead Kolasinaac yang mengisi posisi mereka.
Lalu ada David Luiz yang dipasangkan dengan Shkodran Mustafi di jantung pertahanan Arsenal, tanpa Gabriel Magalhaes.
Nahasnya, barisan bek ini gagal menjawab kepercayaan Arteta. Kolasinac tampil buruk di pos bek kiri, beberapa kali kehilangan bola dengan mudah.
Mustafi tampil selayaknya Mustafi, tidak meyakinkan, seakan-akan bakal membuat kesalahan setiap kali membawa bola. Mikel Arteta mengambil keputusan berani untuk pertandingan ini. Dia mencadangkan sebagian besar pemain inti Arsenal dan menurunkan barisan pemain muda.
Keputusan seperti ini jelas berisiko, dan Arsenal nyaris terpeleset jika tidak dibantu gol bunuh diri lawan.
Untung akhirnya ada Nicolas Pepe yang membuktikan diri dengan satu gol dan satu assists, tapi itu pun baru di babak kedua ketika pemain-pemain Molde sudah kelelahan.
Willock memang offside, tapi Nketiah tidak. Seharusnya gol ini tetap sah karena Willock tidak mengganggu pergerakan kiper dan berada di belakang Nketiah.
Sayangnya tidak ada VAR, keputusan offside hakim garis pun dipertahankan dan gol Arsenal dibatalkan. Entah untuk alasan apa, VAR belum digunakan di fase grup Liga Europa. Kali ini Arsenal dirugikan karena ketidakhadiran VAR.
Saat itu Eddie Nketiah menyambut umpan silang Nicolas Pepe untuk mencetak gol saat The Gunners sudah tertinggal 0-1. Namun, ada Joe Willock yang menghalangi pandangan hakim garis
Taktik ini berisiko, tapi di sisi lain pun bisa menyulitkan lawan. The Gunners merupakan salah satu tim yang paling sering melibatkan kiper dalam pembangunan serangan jadi gol.
Di bawah Arteta, Arsenal dikenal dengan keberanian mereka membangun serangan dari belakang. Gaya bermain ini berisiko apabila pemain kehilangan bola di wilayah berbahaya.
Kali ini, Arsenal membiarkan Martin Ellingsen mencetak gol pembuka Molde di menit ke-22. Arsenal mencoba membangun serangan, tapi bola berhasil dicuri Molde di wilayah berbahaya.